BUAT SAUDARA KANDUNG
Kemanak engkau, saudara
Orang - orang lemah dan ladang – ladang tidak berbunga
Dan anjing yang mengais siang hari
Malam – malam menangis panjang sekali
Lengah lembu dikerjakan
Menyebar kabar kemuraman
Sebuah dusun yang tengelam
Kampung merana kekeringan
Cinta. Wajah – wajah menengadah rawan
Kami kehilangan
Dan kota – kota mengepul debu
Didadanya oto dan radio menderu
Seperti biasa :
Kesana kita, saudara
Sudah Sekian ketika
Ladang – landang tidak berbunga
Orang – orang lemah dan mereka
Hanya bisa bekata lewat cahaya mata :
Kemanakah engkau, saudara
Jalan sudah begini jauhnya .
(Hartoya Andang Djaja)
1. Para Frase
BUAT SAUDARA KANDUNG
Kemanak engkau, saudara (Ku)
(Kitika) Orang - orang lemah dan ladang – ladang tidak berbunga (,)
Dan anjing yang mengais siang hari (,)
Malam – malam (Pun) menangis panjang sekali
Lengah lembu dikerjakan (Nya)
Menyebar (Lah) kabar kemuraman (mu)
(Ketika) Sebuah dusun yang tengelam (dan)
Kampung (pun) merana kekeringan
Cinta. Wajah – wajah (yang) menengadah rawan
Kami (pun) kehilangan
Dan (ketika) kota mengepul debu
Didadanya oto dan radio menderu
Seperti biasa :
Kesana (lah) kita, , saudara (ku)
Sudah Sekian ketika (,)
Ladang – landang (Pun) tidak berbunga (dan)
Orang – orang (yang) lemah (,) dan mereka (itu)
Hanya (Lah) bisa bekata lewat cahaya mata : (Nya)
(akan) Kemanakah engkau, saudara (ku)
Jalan (yang) sudah begini jauhnya .
Jika diberi tanda sekat adalah sebagai berikut :
BUAT SAUDARA KANDUNG
Kemanak engkau, / saudara //
Orang - orang / lemah / dan ladang – ladang tidak berbunga /
Dan anjing / yang mengais / siang hari /
Malam – malam / menangis panjang sekali //
Lengah lembu / dikerjakan /
Menyebar / kabar kemuraman /
Sebuah dusun / yang tengelam //
Kampung / merana / kekeringan /
Cinta. // Wajah – wajah / menengadah rawan /
Kami / kehilangan /
Dan kota / mengepul debu /
Didadanya / oto dan radio / menderu /
Seperti biasa : //
Kesana kita / saudara //
Sudah Sekian / ketika /
Ladang – landang / tidak berbunga /
Orang – orang / lemah / dan mereka /
Hanya bisa bekata / lewat cahaya mata /
Kemanakah engkau / saudara /
Jalan / sudah begini Panjang //
2. Kode Bahasa
- Kode herme neutik
Kata – kata dalam puisi maknanya Konatatif, agar puisi tersebut jelas dan mudah dipahami, maka perlu penafsiran dalam puisi “ Buat Saudara Kandung “ dan penafsiran antara lain :
1. Mengapa penyair member judul “ Buat saudara Kandung “
2. Mengapa tertera kata “ Ladang – lading tidak berguna : ?
3. Mengapa tertera kata “ wajah – wajah menengadah ke atas “ ?
4. Apa kaitannya dengan kata “ mereka hanya bias berkata lewat cahaya mata “
Oleh pengkaji agar penafsiran terhadap puisi tersebut menjadi jelas
1. Judul puisi “ Buat suadara Kandung” menggambarkan kesedihan penyair ketika melihat dusun atau kampungnya telah rusak, tidak subur lagi dan kering krontang.
2. Landing - lading tidak berbunga
Judul puisi ini menggambarkan bahwa dusun atua kampung tersebut tidak lagi subur, tidak ada lagi diladang tanaman – tanaman yang hajau menghampar, pepehonan tumbuh subur didusun atau kampung tersebut
3. Wajah – wajah menengadah rawan
Menggambarkan kepasrahan kepada tuhan tentang nasib kampung atau dusun yang telah rusak tidak lagi subur
4. Mereka hanya bias berkata lewat cahaya mata
Mengambarkan perasaan yang amat sedih. Pilu ketika menyaksikan nasib orang - orang yang ada didusun dan kampung tersebut dan menyaksikan keadaan kampung atau didusun tersebut yang tidak subur lagi dan kering kerontang.
- Kode Proaeritik (Perbuatan)
Proses pemikiran penyair dalam puisi umumnya terbentuk melalui garis linier. Tersusun dari baris ke baris, bait ke bait, dalam puisi “Buat Saudara Kandung “ penyair berpikir alangkah sedih dan pilu ketika menyaksikan dusun atau kempungnya yang telah kering kerontong, tidak subur lagi, hal ini dapat kita lihat pada balis puisi yang menggambarkan kesedihan dan kepiluan.
Kampung merana kekeringan
Wajah – wajah menengadah rawan
Kami kehilangan
Orang – orang lemah dan mereka
Hanya bias berkata – kata lewat cahaya mta .
Kata merana dan lemah mengambarkan suasana kesedihan dan ketidak berdayaan .
- Kode Semantik
Makna yang ditafsirkan pada puisi adalah makna Konotatif, maka dari itu diperlukan bekal kosa kata yang cukup. Makna Konotasi dalam puisi diatas antara lain
Biat ke – 2 | Kampung merana kekeringan Cinta. Wajah – wajah menengadah rawan | |
Biat ke – 4 | Lading – lading tidak berbunga Hanya bisa berkata – kata lewat cahaya mata | |
Penafsiran makna denotatifnya adalah | ||
“ kampung yang tandus, kering kerontong Penduduk yang pasrah “ kampung yang tidak subur lagi Hanya bias menyaksikan dengan perasaan sedih dan pilu | ||
Mengambarkan suasana kepiluan dan kesedihan dan dan tidak berdayaan sehingga hanya bias menyaksikan dusun atau kampung dengan rasa sedih dan pilu.
- Kode Simbolik (Perlambangan)
Perlambangan sangat erat hubungannya dengan puisi, karena menggunakan kata – kata yang bermakna konotatif – simbolik yang terdapat pada puisi diatas adalah simbolik kepasrahan, kesedihan, kepiluan dan ketidak berdayaan.
Kata - kata yang mendukung pernyataan itu adalah sebagai berikut :
Merana
Menengadah
Lemah
Cahaya mata
- Kode Budaya
Pemahaman suatu bahasa akan lebih mudah, jika kita dapat memahami kode budaya dari bahasa itu. Kata – kata yang digunakan pengarang dalam puisi diatas mewakili budaya Indonesia
| : | sejenis kendaraan kereta bermotor yang digunakan pada jaman belanda |
| : | Sejenis binatang (kerbau) yang banyak di pulau jawa, khususnya didaerah pedesaan dn digunakan untuk membajak sawah oleh petani yang ada di pulau jawa. |
3. a . emotif
Kata - kata yang dipakai dalam puisi harus dapat membangkitkan emosi pembacaanya untuk mencapai tujuan itu dipilih kata - kata sebagai berikut :
- Lemah : tidak kuat,tidak berdaya
- Tenggelam : kesengsaraan
- Merana : situasi yang berbengkalai
- Menangis : mengeluarkan air mata karna perasaan sedih
b. Imajinatif
Puisi ini termasuk puisi prismatic yaitu puisi yang mayoritas kata – kata nya bersifat konolatif “(Daya Kahayal)
Sudah sekian, ketika
ladang - ladang tidak berbunga
orang – orang lemah dan mereka
hanya bisa berkata lewat cahaya mata
kemanakah engkau suadara
jalan sudah begini jauhnya
bait puisi diatas menggambarkan ketidak berdayaan, kesedihan dan kehilangan menyaksikan kampung atau dusun yang sudah tidak subur lagi.
4. Intelektual
Intelektualitas hubungan puisi tersebut dengan keilmuan antara lain
- Ilmu Sastra
Oleh karna puisi diatas termasuk puisi prismatic yang mayoritas kata – kata Tanya bermakna konotatif, maka agar lebih mudah memahami nya harus diterjemah kan menjadi melena denotatif
Contoh : ladang – ladang tak berguna
Berbungga berasal dari kata bunga kalau dicari dalam kamus adalah bagian tumbuh -tumbuhan yang akan jadi buah, kemudian di beri imbuhan ber manjadi berbunga yang artinya tumbuhan yang sudah keluar bunga
- Ilmu Bahasa
Ilmu bahasa yang dapat diperoleh dengan mempelajari puisi ini adalah analisis jabatan kalimat yang sudah tertera pada pemberian tanda sekat (/) pedoman pemberian tanda sekat (/) berdasarkan jabatan kalimat adalah sebagai berikut :
Kemanak engkau, / saudara //
P S
Orang - orang / lemah / dan ladang – ladang / tidak berbunga //
S P Ket. Tempat ket. Kualitatif
Dan anjing / yang mengais / siang hari /
S P Ke. Waktu
Malam – malam / menangis panjang sekali //
Ket. Waktu p
Lengah lembu / dikerjakan /
S P
Menyebar / kabar kemuraman /
P O
Sebuah dusun / yang tengelam /
Ket. Tempat P
Kampung / merana / kekeringan /
Ket. Tempat P Ket. Kualitatif
Cinta. // Wajah – wajah / menengadah rawan /
P S P
Kami / kehilangan
S P
Dan kota / mengepul debu
Kata tempat ket. Kualitatif
Didadanya / oto dan radio / menderu /
Ket. Tempat S P
Seperti biasa : //
Ket. Kualitatif
Kesana kita, / saudara
S S
Sudah Sekian / ketika /
Ket. Kualitatif
Ladang – landing / tidak berbunga /
Ket. Tempat P
Orang – orang / lemah / dan mereka /
S P S
Hanya bisa bekata / lewat cahaya mata :
P S
Kemanakah engkau, / saudara /
S S
Jalan / sudah begini jauhnya . //
Ket. Tempat Ket. Kualitif
- Ilmu Pengetahuan lain
Kaitan yang lebih dekat puisi ini dengan ilmu pengetahuan lian adalah ilmu ilmu geografis. Puisi ini menggambarkan suatu kampung atau dusun yang kering krontang, tidak subur lagi.
5. Estetis
- Rima berdasarkan bunyinya
1. Rima Penuh : Tidak Ada
2. Rima Paruh : Hari – Sekali
Debu – Menderu
Kota – Biasa - Kita
3. Asonansi : Orang – Orang
Ladang - Ladang
Tenguh – Lembu
Wajah – Wajah
Malam - Malam
4. Desonasi : Tidak Ada
5. Aliterasi : Ladang – Ladang
Lenguh – Lembu
Wajah – Wajah
Malam – Malam
Bisa - Berkata
6. Mutlak : Orang – Orang
Ladang - Ladang
Wajah - Wajah
Malam - Malam
7. Rangkap : Tidak Ada
8. Semu : Engkau
- Berdasarkan Rangkalan Puisi
Bait ke I : a – a - b – b
Bait ke 2 : a – a - b – a – a – a
Bait ke 3 : a – a - b – b
Bait ke 4 : a – a - a – a – a
- Rima berdasarkan baris yang sama tidak sama
6. Gaya bahasa
Gaya bahasa pada puisi diatas sebagai berikut
- Fersonifikasi : Kampung merana kekkeringan dam anajing
Mengais disiang hari malam – malam menangis
Panjang sekali
- Hiperbola : didanya oto dan radio menderu
7. Diksi
Kata – kata yang dipilih dalam puisi tersebut adalah kata yang beronotas, sedih, pilu dan ketidak berdayaan
Contonya :
Kampung merana kekeringan
Wajah – wajah menengadah rawan
Ladang – ladang tidak berbunga
Orang - orang lemah dan mereka
Hanya bias berkata lewat cahaa mata
Kemanakah engkau saudara.
8. Isi
a. Tema | : | Kampung atau dusun kekeringan |
b. Rasa | : | Penyair menunjukan kepada pembaca tentang masyarakat yang kampung atau dusunnya mengalami kekeringan . penyair punya rasa sedih dan pilu menyaksikan keadaan masyarakat yagn mengalami musibah kekeringan tandus dan tidak subur lagi |
c. Nada | : | Penyair bersikap prihatin sehingga ia mengajak pembaca nya untuk sabar dan memasrahkan semuanya pada tuhan |
d. Amanat | : | Panyair berpesan agar pembacaa punya sikap yang sabar dalam menghadapi segala musibah dan cobaan dan selalu berparah diri kepada tuhan |
9. Evaluatif
- Nilai
Nilai yang terdapat pada puisi diatas adalah nilai dedaktes yakni mengaruskan mesyarakat untuk selalu bersabar dalam menghadapi musibah dan selalu berpasrah kepada tuhan. Buktinya terdapat pada bait ke 2
Lenguh lembu dikerjakan
Menyebar kabar kemuraman
Sebuah dusun yang tenggelam
Sebuah dusun yang tenggelam
Kampung merana kekeringan
Cinta wajah – wajah menengadah rewan
Kami kehilangan
- Pesan
1. Pengarang
Melalui puisinya sebagai hasil luapan ide / gagasan pengarang berpesan .
a. Agar selalu bersabar dalam menghadapi musibah karna kita yakin dibalik musibah tersebut pasti ada hikmah yang tesembunyi didalam nya
b. Sebagai manusia kita harus selalu berusaha dalam situasi apapun dan memasarkan segala nya kepada tuhan. Karna dialah yang maha segala galanya
2. Hasil karya
Pesan melalui hasil karya dari puisi diatas adalah sebagai berikut :
a. Pada dasarnya puisi merupakan atau cara menyampaikan maksud secara tidak langsung. Untuk dapat memahami kita harus dapat menterjemahkan kata – kata yang tesembunyi di dalamnya.
b. Sebagai bentuk puisi moderen puisi “ Buat Saudara Kandung” mementingkan isi
c. Puisi “ buat saudara kandung “ termasuk elegi karna berisi pengungkapan perasaan sedih, duka dan ketidakberdayaan.
10. Manfaat
Setalah melakukan pengkajian terhadap puisi “ Buat Saudara Kandung” ada beberapa manfaat yang dapat kita petik , antara lain.
- Puisi diatas termasuk puisi prismatis sehingga dapat melatih berpikir kreatif, karna harus dapat menterjemahkan kata – kata konotatif menjadi bermakna denotatif
- Proses kreatif yang dapat kita lakukan adalah kreatif menuangkan ide / gagasan dan kreatif mengkaji persoalan.
- Puisi mempunyai estetis dominan sehingga kita berlatih mengkaji gaya bahasa, rima dan irama
- Puisi merupakan sarana /alat untuk menyampaikan pesan secara tidak langsung sehingga melatih kepekaan kita untuk mengkaji suatu masalah.